Rekap Hidup Setahun Terakhir

Entahlah gua sendiri pun tidak tahu apa yang sebenarnya ingin gua tulis dan sampaikan ditulisan gua kali ini, tapi mungkin gua hanya ingin menuliskan beberapa dari sekian banyak hal yang gua alami selama setahun terakhir ini. Mulai dari hal hal yang membahagiakan, menyedihkan, hingga hal hal lainnya yang berkaitan dengan kehidupan.

Di umur gua yang sekarang ini yang makin hari makin bertambah dan terus bertambah tiap tahunnya, gua mulai overthinking dan resah dalam segala hal, entah itu dari karir, percintaan, hingga apa yang sedang gua jalani sekarang, dan hal yang paling meresahkan adalah ketika di umur gua yang sekarang dimana gua cuma bisa menyaksikan teman teman sebaya gua yang sudah menemukan jalan apa yang harus mereka ambil dan jalani, sementara gua sendiri masih belum tau jalan mana yang hendak gua ambil, banyak keraguan dan kebimbangan dalam diri gua, ditambah menjadi mahasiswa semester akhir di umur segini bukanlah hal yang mudah, apalagi dengan banyak tekanan yang ada dan diberikan oleh keluarga gua sendiri, meskipun gua tahu kalau itu adalah konsekuensi dan tanggung jawab yang harus gua pikul sebagai anak pertama dari tiga bersaudara yang berasal dari keluarga sederhana yang mampu tapi tidak sebegitunya berkecukupan dalam berbagai aspek.

Bukannya tidak senang atas kebahagiaan orang lain, gua turut senang kok melihat beberapa teman gua yang sudah menikah dan berbahagia atas semua pilihan yang mereka ambil, tapi jujur disisi lain gua merasa iri dengan mereka dan perlahan mulai timbul banyak pertanyaan di kepala gua, dan salah satu pertanyaan yang paling sering muncul di kepala gua adalah "apakah gua akan bahagia juga seperti mereka? tapi apakah gua layak mendapatkan hal itu?"

Bukannya tidak bersyukur atas segala hal dan apapun yang telah gua miliki dan capai selama ini, tapi bagi gua pencapaian dan hal hal yang udah gua dapat selama ini tidak sepadan dengan apa yang gua alami dan rasakan sekarang ini. Ditambah rasa insekuritas gua yang tinggi terhadap karir gua sendiri yang entah akan kemana dan gua pribadi bingung akan membawanya kemana. Bukannya tidak memiliki rencana atau plan, tapi sudah beberapa kali gua dikecewakan oleh visi dan plan yang gua buat sendiri, sebab sekeras apapun gua berusaha, hasil akhir yang gua dapat selalu di luar dari apa yang di harapkan dan malah membawa gua ke jalan yang sekarang, jalan yang penuh pertanyaan dan dipenuhi kekecewaan terhadap diri gua sendiri, lalu apakah seandainya dulu gua berusaha lebih lebih lebih keras lagi mungkin gua tidak akan berakhir seperti ini?

Hal yang sama pun terjadi dan terulang kembali, ketika gua sudah sekian lama menutup hati gua untuk siapapun dan memutuskan untuk tidak kembali ingin merasakan jatuh cinta, sampai akhirnya gua bertemu dengan seseorang yang benar benar merubah hidup gua sepenuhnya, hidup yang tadinya hanya monochrome hitam putih berubah menjadi penuh dengan banyak warna. Orang yang gua anggap benar benar spesial dan berharga bagi gua, orang yang kembali menumbuhkan perasaan cinta yang sempat mati dan layu ini, orang yang senyumannya ingin gua lihat setiap saat, orang yang suara tawanya ingin gua denger setiap saat, hingga ekspresi badmoodnya yang ingin terus gua lihat. Selama dengan dirinya gua bener bener bisa jadi orang yang baru, orang yang lebih baik dari sebelumnya, orang yang bener bener bisa menghargai diri gua sendiri, dan mulai peduli akan orang lain. Orang itu bener bener ngajarin dan menunjukkan gua banyak hal, gua jadi tahu kalau sebenernya dunia itu penuh dengan warna tidak hanya hitam putih saja.

Dengannya gua bener bener seperti merasa dicintai, disayangi, dan merasa bahwa dengan hadirnya gua itu benar benar dibutuhkan, segala hal tentang dirinya pun amat sangat gua sukai, mulai dari kehadirannya, wanginya, rambutnya yang mudah lepek, dirinya yang kalau berhias diri dan catokan memakan waktu yang cukup lama, dia yang suka malu kalau gua rekam secara diam diam dan bilang rambutnya lagi jelek padahal dia selalu cantik di mata gua, matanya yang menyipit kalau membaca tulisan, sampai keluh kesahnya terhadap pekerjaannya.

Banyak hal yang sudah kita berdua rencanakan kedepannya, mulai dari perayaan anniversary hubungan kita yang sudah kita rencanakan nanti, kencan makan pancong lumer, menonton film bioskop lagi, sampai berjalan jalan mengelilingi kota. Gua benar benar merasa beruntung dan bahagia bisa bertemu dengan orang seperti dirinya, gua benar benar menaruh seluruh hati dan perasaan gua untuk dirinya, hingga gua berkomitmen dan berjanji terhadap diri gua sendiri kalau gua ingin membahagiakan dirinya dan menghabiskan sisa hidup gua bersama dia.

Tapi ya untuk kesekian kalinya, semua itu harus berakhir sama seperti semua hal yang pernah gua alami, hidup itu memang tidak pernah sesuai apa yang kita perkirakan dan kita inginkan, seberapapun besar perasaan cinta dan sayang yang gua miliki ternyata masih belum cukup untuk mempertahankan hubungan itu, lebih tepatnya karena keadaan yang memaksa kita untuk sulit bersama, tapi gua tidak mau berakhir dengan penyesalan lagi, setidaknya untuk kali ini masih ada sedikit harapan, gua ingin terus memperjuangkan harapan itu, keadaan tidak memisahkan kita, tapi hanya membawa kita berada di jalan yang berbeda, yang awalnya kita berjalan di jalan yang sama, kini harus mengambil jalan yang berbeda, tapi gua mau percaya satu hal, yaitu jalan yang berbeda dan bercabang itu suatu saat bisa ngebawa gua dan dia buat kembali lagi bersama sama, aku dan kamu kembali menjadi kita.

Seberapa jauh jalan itu, seberapa lama pun waktu yang dibutuhkan, gua akan terus berjalan dan berjalan sampai di titik dimana gua dan dia bisa bertemu lagi, dan pada saat itu tiba gua akan terus berusaha menjadi orang dan manusia yang lebih baik lagi, bukan hanya menjadi pantas dimata orang yang gua cintai, tapi merasa pantas juga dimata manusia lain.

Entah apa yang gua tulis ini, tapi yang jelas gua cuma mau menulis apa yang sedang gua rasain selama ini.